Untuk memahami makna dari passion itu sendiri, sepertinya saya harus menjabarkan seluruh
cerita hidup saya di tulisan ini. Tenang, saya juga tidak berniat untuk menceritakan
semua kisah hidup saya di sini. Sekedar sharing,
karena saya penasaran dengan hadiah yang akan saya dapatkan di salah satu event Kuis yang diselenggarakan @dinikopi. Hehehee...
Berawal dari saya yang seorang Otaku sejati. Mulai dari komik, action
figure, poster, dan apapun itu yang berhubungan dengan anime pasti saya punya. Sebagai seorang otaku yang kerap kali dianggap freak
oleh orang-orang normal, saya agak sedikit memilih teman yang sekiranya satu
aliran dengan pikiran saya. Hal ini berlangsung sejak saya duduk di bangku kelas
enam sekolah dasar, SMP, SMU, dan.. sekarang.
Yang akan saya ceritakan tentang passion di sini adalah bukan saya yang seorang maniak kartun, tapi
di sini saya akan menunjukkan tentang saya yang lebih cenderung memilih teman
yang sekiranya saling mengerti, saling memahami, dan saling menyayangi
tentunya.
Bagi saya, persahabatan itu penting. Saya yang cenderung memiliki
perpaduan antara sanguinis dan melankolis yang sempurna pun memahami
dan menyadari bahwa “Kita hidup tidak akan pernah bisa tanpa adanya campur
tangan dari pihak lain”. Entahlah, tapi ini pemikiran saya.
Saya sadar kita tidak boleh bergantung pada apapun (kecuali Alloh SWT, karena emang kita kudu
dan wajib!) termasuk keluarga, sahabat, harta benda, atau apapun itu. Namun,
saya sepertinya menikmati hobi saya yang beralih dari seorang otaku menjadi ke
arah Pemburuan Persahabatan.
Usaha yang dilakukan? Hemm, sedikitnya ada beberapa
pergeseran paradigma yang sudah saya lakukan hingga saat ini. Setelah lulus SMU
saya menjadi seorang pekerja (sebut saja
kuli pabrik), yang setidaknya bekerja mulai dari jam 7 pagi hingga jam 4
sore atau bahkan hingga jam 8 malam. Suntuk?? JELAS! Yang saya lakukan hanya bekerja, pulang, tidur, bekerja
lagi, dst. Hingga saya memutuskan untuk mengambil kuliah kelas karyawan. Apa tujuannya?
Saya bosan. Saya butuh suasana baru. Saya tidak mau terpusat perhatian hanya
kepada pekerjaan yang monoton menurut saya. Saya butuh suasana baru,
teman-teman yang sealiran dengan saya, ruang lingkup yang baru, dsb. Itu langkah
pertama saya.
Di sini terjadi perdebatan hebat antara saya dan orang tua
saya. Kenapa? Saya yang seorang cowok sudah seharusnya memiliki “Pekerjaan” yang “seperti itu”. Why? Tanya
kenapa? Saya tidak diperbolehkan untuk kuliah. Saya diharuskan fokus ke arah
pekerjaan saja. Oh, man..
Lalu, saya mulai mengambil sikap bahwa yang menentukan
hidup saya adalah saya, sudah saatnya saya mengambil jalan saya sendiri menuju
perubahan yang lebih baik. Saya coba sambil berikhtiar. Dan akhirnya, mereka
pun sepakat menyetujui rencana saya kuliah dengan syarat sambil bekerja. Saya menyanggupi.
Di perkuliahan, saya memiliki beragam-macam teman yang
memiliki beragam profesi mulai dari hard
worker seperti saya, wiraswasta sukses, mentoring, guru, IT-Hollic, Gadget Mania, bahkan Otaku pun ada. Saya sangat senang sekali
di sini. Moment di saat kita mengerjakan tugas bersama, sharing bersama, curhat bersama (walaupun kami semua cowok), dagang
dagangan masing-masing, dan hal-hal yang luarrrrr biasa lainnya banyak saya
lakukan di sini.
Walaupun saya mengatakan bahwa pekerjaan saya yang dulu itu membosankan,
namun saya tidak pernah mengatakan bahwa saya menyesal mengalami hal-hal
semacam itu. Kini saya memutuskan untuk bergabung di dunia marketing. Entah itu
door-to-door atau melalui e-commerce, saya lakoni. Kenapa? Saya sadar
saya lebih menikmati pekerjaan saya yang seperti ini. Melayani dan memahami
orang lain. Banyak teman tentunya. Yang sepikiran, pastinya.
Kini, saya telah bergabung sebagai seorang konsultan
keuangan di salah satu perusahaan asuransi terbesar di dunia. Walaupun, saya
masih dibilang amatir. Di sunia ini, saya diajarkan banyak hal mulai dari cara
bersosialisasi, hypno theraphy, dan
sebagainya. Saya juga bergabung pada sebuah organisasi yang bernama Duta
Business School yang di dalamnya terdapat ratusan motivator terkenal, dan saya
sangat tertarik mempelajari kisah sukses mereka. Tidak hanya itu, saya pun tidak
malu untuk bergabung di salah satu
perusahaan Multilevel Marketing untuk produk Oriflame. Hahaha..
Dan yang bisa saya simpulkan dari sini adalah, saya memiliki
passion yang unik. Mencari teman, saling memahami, saling menyayangi, dan saya
bersumpah untuk tidak pernah melepaskan mereka satu orang pun, termasuk kamu.
Just share, by @matt0bii