Jumat, 07 Oktober 2011

When I was little



Open your mind. Membuka pikiran, membuka semuanya. Cobalah sesaat kalian melihat dunia dari semua sisi. Rasakan apapun yang ada di sekeliling kalian. Rasakan angin, pijakan kaki yang terhempas ke tanah, hembusan nafas, langkah-langkah kecil yang menari, cobalah kalian rasakan. Hahaha, bicara apa gua??

Terbesit di pikiran gua sesaat tentang indahnya pemikiran gua di saat gua kecil. Kalian tahu film “The Bridge to Terabithia”? film yang mengisahkan persahabatan dua anak kelas lima SD yang mengapresiasikan pikiran mereka, dan membawa mereka ke Kerajaan Terabithia. Hal yang sama gua lakukan semasa SD. Memang, ini terlihat jelas sekali bahwa gua itu tipe orang introvert. Atau mungkin lebih pantas gua ini di sebut orang yang memiliki khayalan dan imajinasi yang tinggi? Hahaha..

Waktu gua kecil, gua mampu megubah apapun yang gua lihat terlihat tidak semestinya. Contohnya saja mobil. Gua beranggapan mobil itu adalah seekor Gajah yang bobotnya disesuaikan bobot mobil terse but. Motor pun gua anggap sebagai kuda, kijang, cheetah, atau hewan hewan cepat lainnya. Gua sangat senang bermain dengan imajinasi gua sendiri. Hahaha, ini seperti spongebob yang bermain bersama Patrick di dalam kardus kosong. Mungkin, kalian menganggap ini tolol. Namun, tidak bagi kami yang memiliki imajinasi. Hahaha.

Pada saat bermain, gua bersama tiga teman lainnya: Osat, Wita, dan Fuad terus berpetualang menemukan dunia kami yang mengagumkan. Gua bersama Fuad menemukan segerombolan semut yang kehilangan keluarganya. Kami membantu mereka membangun kerajaan semut yang mengagumkan, bercahaya, dan berwarna-warni. Tiap pagi, kami berdua mengunjungi kerajaan semut, dan mengirimkan mereka bahan pangan, dan pernak-pernik bercahaya untuk menghiasi dinding kerajaan.

Bersama Osat, gua sering berpetualang ke negeri antah berantah. Negeri itu amat terasing dari wilayah lainnya. Di negeri itu terdapat rumah besar yang mengerikan. Kami berdua menyebutnya China’s House. Rumah itu diselimuti tanaman-tanaman mengerikan, dan ketika kita berdua membuka pintu belakangnya yang rapuh, berbagai macam monster keluar dari dalam, sehingga kami berdua langsung lari terbirit-birit meninggalkan tempat itu.

Sedangkan jika bersama wita, gua selalu bermain bersama Ranma yang bisa berubah menjadi perempuan jika dia tersiram air dingin, dan akan berubah menjadi pria kembali jika di siram air panas. Ranma memiliki kekasih bernama Usagi, dan dia selalu melindungi kekasihnya itu dari serangan ninja-ninja jahat berwarna hitam dan putih. Kami juga bermain bersama pasukan suci Seiya yang turut membantu kami di saat bertarung melawan gerombolan ninja.

Ngomong-ngomong soal teman, gua memiliki teman khayalan semasa kecil. Namanya Minna Ko. Gua bermain bersama dengan Minna Ko dan Mutia, teman khayal kakak gua. Kami berdua selalu bermain bersama mereka seusai pulang sekolah. Minna Ko memiliki rambut kuning bergelombang, sedangkan Mutia memiliki rambut hitam legam sebahu. Mereka berdua anak SMA, dan kami memasuki dunia khayal kami, dan mengatur skenario apa yang akan kami lakukan berempat. Di dunia kami ada Pak Botak, Merchant yang menyediakan apapun yang kami berempat butuhkan. Kami sering berhadapan dengan segerombolan penjahat berwajah anjing yang mengerikan. Untungnya, kami sering tertolong oleh polisi setempat. Minna Ko memiliki kemampuan mengubah dirinya menjadi orang lain, sedangkan Mutia memiliki kemampuan meniru suara apapun. Jadi, kami berempat berpetualang di dunia kami dengan skill yang kami miliki masing-masing.

Karena kakak gua cewek, gua pernah di ajak pergi ke pesta dansa Cinderella, dan ikut menonton saat dia berdansa dengan pangeran. Sedangkan, gua juga pernah mengajak kakak gua menyelidiki kasus peculikan yang dilakukan para penjahat berwajah anjing. Kami dibantu Renamon, monster rubah dari dunia digital, namun sayangnya, Mutia dan kakak gua tidak suka dengannya. Mungkin karena dia monster dan wajahnya mirip seperti penjahat, karena terlihat seperti rubah.

Seiring waktu berlalu, gua pun beranjak besar, dan begitu pula dengan semua orang disekeliling gua. Gua mulai meninggalkan dunia yang penuh dengan kegembiraan itu sejak duduk di bangku kelas menengah pertama. China’s House pun kini sudah tidak semengerikan dulu. Malahan, rumah itu telah ditempati oleh teman baru gua bernama Kiki. Kerajan semut pun hancur karena pembangunan rumah yang setiap tahun semaikn meningkat. Ranma, Usagi, Minna Ko, dan Mutia pun perlahan lenyap dari pikiran kami. Jujur, gua kangen mereka.

Kalian percaya Mimpi? Apakah kalian percaya bahwa Impian kita akin menggambarkan diri kita Sendiri? Tak ada yang salah dengan Mimpi. Jadi, mulai sekarang bermimpilah dan berjuang untuk menjadikan impian itu menjadi nyata.

Ini endingnya nyambung gak ya? Hahahaha..
:P

6 komentar:

  1. akh.. lo selalu bisa bikin gua kagum dengan tulisan lo mat..!
    diksinya keren.. alurnya bagus, singkat padat dan jelas, ga bertele-tele.. apa yang pengen lo sampaikan bisa tersampaikan dengan baik. lu punya bakat nulis mat.. :)

    btw gua juga punya temen khayalan bahkan mpe sebesar ini, makanya gua ngga nyaman DI TEMPAT RAME, kayaknya gua ketergantungan dan ngga bisa bangun dari mimpigua semenjak gua kecil.. nah jadi curhat :P

    BalasHapus
  2. haha.
    udah mirip radtya dika belum?
    lol

    BalasHapus
  3. beda lah.. hahaha :P
    bang mutun mah blognya komedi bgt :P

    BalasHapus
  4. bisa begitu.. hahahaha

    ayo dong nulis lagi hahahaa

    BalasHapus
  5. ajarin gua ngeblog noooo.. modipan elu mantaf sist..!!

    BalasHapus